TAKARANEWS – Peneliti berhasil menemukan zat langka yang sangat berharga di dalam perut bangkai paus sperma yang terdampar di pantai. Zat ini dikenal sebagai “emas mengambang” karena harganya yang sangat mahal.
Pada bulan Juni lalu, hewan tersebut ditemukan di pulau La Palma, Spanyol, yang terletak di Kepulauan Canary Island di lepas pantai Afrika Barat Laut. Sebuah tim ahli patologi hewan dari University of Las Palmas de Gran Canaria (ULPGC) sedang melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab kematian paus tersebut.
Selama proses penyelidikan, para peneliti menemukan gumpalan zat langka yang disebut ambergris atau “emas mengambang” di usus besar paus. Antonio Fernández, kepala peneliti di Institute of Animal Health and Food Security (IUSA) di ULPGC, menjelaskan bahwa ambergris yang ditemukan memiliki diameter sekitar 51 hingga 70 cm dan berat mencapai 9,5 kilogram. Zat ini diperkirakan bernilai 500.000 euro, atau sekitar Rp 8,3 miliar.
Ambergris adalah muntahan paus sperma yang sangat langka dan bernilai tinggi, hanya ditemukan pada sekitar 5 persen paus. Zat ini memiliki penampilan batu dan aroma yang kuat. Ambergris seringkali ditemukan mengambang di laut atau terdampar di pantai secara tidak sengaja di berbagai tempat di dunia.
Ambergris digunakan dalam pembuatan parfum karena sifatnya yang memiliki aroma afrodisiak. Zat ini dapat membuat aroma parfum lebih tahan lama. Beberapa merek parfum terkenal seperti Miss Dior dan Femme dari Rochas dikabarkan menggunakan ambergris.
Namun, penggunaan ambergris dalam parfum saat ini telah dihentikan dan dilarang. Hal ini disebabkan oleh langkanya paus sperma dan statusnya yang kritis. Oleh karena itu, perburuan paus sperma juga telah dilarang.
Sheyka N Fadela, Marine Species Conservation Assistant dari WWF Indonesia, menjelaskan asal mula gumpalan yang keluar dari mulut paus sperma tersebut. Dia menjelaskan bahwa paus ini menyukai cumi-cumi dan gurita sebagai makanannya. Cumi-cumi dan gurita memiliki paruh yang tajam, dan saat dimakan oleh paus sperma, paruh tersebut dapat melukai saluran pencernaan paus.
Saat mencerna makanannya, paus sperma mengeluarkan pelumas dari tubuh untuk melicinkan saluran pencernaannya, terutama saat menelan paruh cumi-cumi dan gurita yang tajam. Pelumas ini lama kelamaan menggumpal dan dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk muntahan.
Sheyka menjelaskan bahwa bau muntahan paus sperma sangat tidak enak, seperti bau kotoran, namun muntahan tersebut justru menjadi bahan dasar parfum. Hal ini disebabkan karena saat ambergris mengeras, aroma zat tersebut menjadi manis dan harum.
“Katanya, ambergris ini dapat membuat wanginya parfum lebih tahan lama,” ujar Sheyka kepada kumparan beberapa waktu yang lalu. Sumber: kompas.com