Apa Itu Malam 1 Suro dan Bagaimana Kaitannya dengan 1 Muharram?

TAKARANEWS – Malam 1 Suro dan 1 Muharram memiliki makna dan hubungan yang erat dalam tradisi masyarakat Jawa dan Islam. Malam 1 Suro merupakan awal bulan pertama dalam kalender Jawa, yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriyah.

Asal kata “Suro” diambil dari bahasa Arab “Asyura” yang berarti “sepuluh” atau “hari kesepuluh” dalam bulan Muharram. Dalam Islam, hari kesepuluh Muharram memiliki keutamaan tersendiri. Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro dianggap sebagai bulan sakral yang cocok untuk melakukan muhasabah diri.

Penentuan malam 1 Suro dilakukan pada malam hari setelah maghrib sebelum tanggal 1 Suro. Pada kalender Jawa, pergantian hari dimulai saat matahari terbenam. Penanggalan kalender Jawa versi Sultan Agung menggunakan sistem yang sama dengan kalender Hijriyah, di mana matahari terbenam menjadi penanda dimulainya hari.

Malam 1 Suro dan 1 Muharram memiliki makna yang mirip dalam tradisi Jawa dan Islam. Pada malam 1 Suro, terdapat beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan, seperti menghindari kegiatan di luar mengaji, ziarah, dan haul, karena diyakini dapat membawa sial.

Demikian pula, pada malam 1 Muharram dalam Islam, umat Muslim memanfaatkannya untuk melakukan wirid, dzikir, dan membaca doa. Mereka melakukan tasbih, doa akhir tahun, dan doa akhir tahun baru.

Malam 1 Suro dan 1 Muharram merupakan momen penting bagi masyarakat Jawa dan umat Muslim untuk merenung, melakukan ibadah, dan memperkuat hubungan dengan Tuhan. Keduanya mengajarkan nilai-nilai spiritual dan introspeksi diri dalam menghadapi tahun baru.

Bagikan